Jenis Transistor beserta Gambarnya (Lengkap)

Transistor memiliki peran yang sangat penting dalam bidang elektronika. Keberadaan aneka jenis transistor membuat aneka alat elektronik bisa mendapat sinyal. Secara kasat mata, transistor memang tidak terlihat.

Sebelum ada transistor, dahulu masyarakat menggunakan tabung vakum untuk menguatkan sinyal. Namun, masyarakat akhirnya beralih ke transistor karena lebih praktis dan biayanya lebih terjangkau. Informasi selengkapnya bisa Anda simak pada penjelasan Rumarumi berikut.

Pengertian Transistor

Pengertian Transistor

Istilah transistor berasal dari dua kata, yakni transfer dan resistor. Transfer sendiri artinya pemindahan, sedangkan resistor berarti penghambat. Gabungan kedua kata ini bisa didefinisikan sebagai pemindahan suatu bahan semikonduktor menjadi ukuran suhu tertentu.

Transistor menjadi komponen semikonduktor paling mudah Anda temukan pada rangkaian listrik. Biasanya, peralatan yang menggunakan transistor adalah video player, televisi, power supply, audio amplifier, komputer, ponsel, dan masih banyak lagi.

Bahan penyusun transistor adalah bahan semikonduktor berupa silikon, gallium arsenide, atau germanium.

Sebenarnya, silikon sifatnya isolator, namun dengan penambahan teknologi tertentu melalui proses doping, silikon bisa menghantarkan listrik. Kemudian, silikon yang sudah melewati proses doping akan dibungkus plastik atau IC.

Jenis Transistor Secara Umum

Jenis Transistor Secara Umum

Secara umum, transistor ada dua jenis. Pembagian jenisnya ini berdasarkan struktur semikonduktor, yakni BJT dan FET. Untuk lebih lengkapnya, berikut informasinya.

1. Transistor Bipolar

Pertama, ada jenis bipolar. Transistor ini sangat populer karena mudah Anda temukan pada rangkaian elektronik. Transistor ini memiliki tiga kaki, yakni basis, kolektor, serta emitor.

Prinsip kerjanya mirip seperti aliran arus, sehingga Anda harus mengalirkan atau menghambatnya melalui kaki basis. Karakteristik utamanya adalah memiliki impedansi input rendah, sedangkan outputnya tinggi.

Daerah fungsi kerja terbagi menjadi tiga, yakni cut off, aktif, dan saturasi. Dari struktur bahan semikonduktornya, transistor jenis ini terbagi lagi menjadi dua, yakni:

  • Positif-Negatif-Positif (PNP), merupakan transistor yang kaki basisnya diberi arus negatif, kemudian aliran arus akan terjadi ke emitor
  • Negatif-Positif-Negatif (NPN), merupakan transistor yang kaki basisnya diberi arus positif, maka akan terjadi aliran arus dari kolektor ke emitor

2. Transistor Efek Medan

Selain itu, ada juga transistor efek medan. Transistor jenis ini memiliki tiga daerah, yakni gerbang, sumber, dan pembuangan. Fungsinya adalah untuk mengendalikan aliran arus menggunakan fungsi gate, supaya aliran arus bisa tetap terkontrol.

Transistor efek medan ini memiliki impedansi masukan yang cukup tinggi, berkisar di MΩ, sehingga penyerapan arusnya lebih kecil. Biasanya, penggunaan transistor ini untuk rangkaian pre-amp high end. Terdapat dua jenis transistor ini, yakni:

JFET

JFET adalah transistor yang tidak membutuhkan tegangan bias atau bersifat unipolar. Pengontrol tegangannya adalah gate. Kemudian, aliran arus akan bergerak dari source ke drain.

Bila dibandingkan dengan jenis satunya lagi, JFET terbilang paling sederhana. Strukturnya mudah dipahami dan cocok untuk rangkaian saklar elektronik, penguat, dan resistensi elektronik.

MOSFET

MOSFET merupakan transistor yang memiliki karakteristik khusus. Struktur gatenya terbuat dari logam. Terdapat empat saluran, yakni gerbang, sumber, pembuangan, dan substrat. MOSFET penggunaannya lebih sering pada penguat high-end, regulator tegangan, dan perancangan IC.

Baca juga: Fungsi Time Delay Relay

Jenis Transistor Berdasarkan Fungsi

Jenis Transistor Berdasarkan Fungsi

Selain itu, pembagian transistor juga bisa berdasarkan fungsinya. Ini berguna agar Anda membeli transistor yang sesuai dengan pemakaiannya. Berikut beberapa jenisnya.

1. Transistor Sinyal Kecil

Sesuai namanya, transistor jenis ini berguna untuk menguatkan sinyal yang sangat kecil. Spesifikasi penguatan hFE nya hanya sekitar 10 – 500 dengan arus kolektor 80mA – 600mS.

Biasanya, pemakaian transistor ini untuk saklar. Meskipun kecil, efisiensinya cukup baik dan bisa bekerja pada frekuensi 300MHz.

2. Transistor Saklar Arus Kecil

Mirip dengan transistor sebelumnya, spesifikasi transistor ini memang hanya mampu menguatkan sinyal yang kecil. Pemakaiannya biasa untuk saklar karena kecepatan perpindahan arusnya lebih tinggi daripada transistor sebelumnya.

Transistor jenis ini yang paling banyak digunakan pensaklaran elektronik. Memiliki penguatan hFE 10-200, transistor saklar arus kecil memiliki kolektor maksimal 1000 mA.

3. Transistor Daya Tinggi

Selanjutnya, ada transistor daya tinggi. Biasanya, penggunaan transistor ini untuk rangkaian penguat daya. Transistor jenis ini biasanya menggunakan logam sebagai kemasannya supaya bisa ditempel pada pendingin.

Sesuai namanya, transistor ini menghasilkan daya yang sangat tinggi, sehingga cukup panas ketika bekerja. Transistor daya tinggi memiliki penguatan 10-300 watt dengan frekuensi mencapai 100MHz.

Untuk arus kolektornya sendiri mencapai 100A. Tersedia tiga jenis transistor, yakni NPN, PNP, dan darlington (kombinasi dari keduanya).

4. Transistor Frekuensi Tinggi

Keempat, ada jenis transistor frekuensi tinggi. Biasanya, transistor ini berguna untuk pensaklaran tinggi. Spesifikasi arus maksimumnya mencapai 600mA dengan frekuensi 2000mHz. Anda bisa menemukannya pada pembangkit frekuensi, smartphone, televisi, penguat Hf, UHV, MATV, dan VHF.

5. Transistor Photo

Terakhir, ada transistor photo. Transistor jenis ini sangat peka terhadap cahaya. Bentuk transistor ini memang mirip dengan transistor lainnya, hanya saja terdapat kaca untuk cahaya di bagian tengah atau pinggirnya.

Transistor jenis ini memiliki dua kaki, yakni emitor dan kolektor. Bagian basisnya menerima cahaya, kemudian terjadi aliran arus ke emitor. Ketika cahaya gelap, maka transistor akan cut off karena tidak ada arus mengalir.

Baca juga: Lux Meter adalah

Cara Mengukur Transistor

Cara Mengukur Transistor

Setelah mengetahui jenis transistor, Anda perlu mengetahui cara mengukurnya. Ini berguna untuk memastikan pembelian transistor sudah sesuai dengan kegunaannya. Berikut dua cara mengukur transistor secara analog maupun digital.

1. Menggunakan Multimeter Analog

Cara menggunakan multimeter analog mungkin terbilang cukup rumit. Pasalnya, Anda harus melakukan pengukuran secara manual.

Mengukur PNP

  • Atur posisi saklar dengan OHM x 1k atau x 10k
  • Kemudian, hubungkan probe merah di terminal basis dan probe hitam di emitor. Bila jarum bergerak ke arah kanan, maka transistor dalam kondisi baik
  • Kemudian, pindahkan probe hitam di kolektor. Bila jarum bergerak ke kanan, maka artinya transistor dalam kondisi baik

Mengukur NPN

  • Atur posisi saklar dengan OHM × 10k atau 1k
  • Lalu, hubungkan probe hitam di terminal basis dan probe merah di emitor. Bila jarum geraknya ke arah kanan, maka artinya transistor siap untuk Anda gunakan
  • Kemudian, pindahkan probe merah di kolektor. Bila jarum geraknya ke arah kanan dan menunjukan suatu nilai, maka artinya transistor dalam keadaan baik

2. Menggunakan Multimeter Digital

Multimeter digital terbilang lebih praktis dan tidak memakan waktu lama. Sesuai sekali dengan perkembangan zaman karena mengikuti kecanggihan teknologi.

Mengukur PNP

  • Atur posisi saklar di posisi dioda
  • Kemudian, hubungkan probe hitam di terminal basis. Sementara, probe merah di emitor. Bila display multimeter menunjukan angka tertentu, maka artinya transistor dalam keadaan baik
  • Pindahkan probe merah di terminal kolektor. Bila pada display multimeter ada angkanya, maka artinya transistor dalam keadaan baik

Mengukur NPN

  • Atur posisi saklar di posisi dioda
  • Kemudian, hubungkan probe merah di terminal basis. Sementara, probe hitam di emitor. Bila display multimeter menunjukan angka tertentu, maka artinya transistor dalam keadaan baik
  • Pindahkan probe hitam di terminal kolektor. Bila pada display multimeter ada angkanya, maka artinya transistor dalam keadaan baik

Transistor menjadi komponen elektronik yang sangat penting. Fungsinya sebagai penguat sinyal banyak digunakan dalam berbagai alat elektronik.

Jenis transistor sendiri cukup banyak, bergantung pada tujuan penggunaannya. Sebaiknya, pilih transistor yang sesuai agar tidak melebihi kapasitas pemakaiannya.

Photo of author

rumarumi

Make Your Best Home